Posts

Warmth

Image
I've ever felt that warmth.  I hug you under the warm blanket.  You also hold me tight as if you don't want me to go.  And we dance in the same dream.  I miss that warmth.

Orang Terkuat yang Pernah Ada

Hidup sejauh ini... Banyak cerita suka dan sedih yang mendalam. Banyak orang-orang yang kutemui. Orang baik, orang jahat, orang yang peduli, orang yang membenciku. Macam-macam orang dengan karakternya masing-masing sudah kutemui. Aku melihat kehidupan orang lain selalu ku memandangnya lebih baik dan lebih bahagia. Namun, aku yakin.. mereka belum tentu sekuat aku. Mereka belum tentu percaya diri seperti aku, jika mendapatkan masalah seperti yang aku miliki. Orang lain, bisa mudah bebas berekspresi. Aku tidak.  Orang lain, bisa mudah mendapatkan pasangannya. Aku tidak. Orang lain, bisa bahagia dengan pasangannya. Aku tidak. Orang lain, bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan. Namun aku, sering diuji oleh Tuhan. Satu-satunya kekuatan untuk menjalani hidup adalah keimanan. Dan aku berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya. Sulit sekali aku menjalaninya. Dan kau tahu? Diluar aku bisa cerita dengan orangtua, teman-teman baik di sekitarku. Aku tidak punya siapa-siapa lagi. Y

Belajar Ikhlas

Sakit. Terluka. Tapi kenapa dia tidak merasakan penyesalan? Kenapa dia justru melontarkan kata maaf yang ku dengar tidak setulus itu lalu dia mengusirku pergi. Kenapa? Kenapa dia se 'risih' itu. Aku tahu, dia sedang berproses dengan yang baru. Tanpa memikirkan aku lagi sebersit pun. Kenapa? Dia semudah itu melupakanku. Kenapa dia menjadi orang yang sangat jahat sekali. Jogja malam hari, 18 Oktober 2022.

Selesai. 2022

Image
Halo. Aku kembali setelah sekian lama. Kali ini aku ingin bercerita. 3 Maret 2019. Adalah awal kita menjalani hubungan dengan sangat hangat dan penuh kasih. 3 Maret 2020. Anniversary, masih hangat dan saling mencintai. Aku memberimu bunga mawar yang aku lihat di selasar jalan Kampus Sanathadarma menuju tempat servis motor. Dan aku ingat pagi itu kita bertengkar. Namun kemudian aku memberimu bunga itu. 3 Maret 2021. Aku telah dikelabui olehmu, bermain di belakangku namun aku belum mengetahuinya. Ketiga anniversary kuungkapkan dengan kata-kata marah dan keluhan atas hubungan yang sudah berjalan selama 3 tahun. Feelingku memang tidak enak selama itu dan saat itu. Lalu berjalan di bulan Oktober 2022 tanggal 9 hari Minggu. Kamu mengejutkanku. Tidak ingin melanjutkannya. Harapan penuh yang kamu ucapkan semasa bersamaku, ingin tinggal dimana, ingin hidup berdua seperti apa nantinya, aktivitas-aktivitas kita berdua nanti sudah terbayang olehku juga. Tapi langsung pupus juga. Kamu meminta maaf

Alhamdulillah

Alhamdulillah... Minggu² ini diberikan kabar-kabar yang cukup menguras air mata.. Sudah 2 tahun ini pandemi tak kunjung berakhir. Kalau kata orang-orang, mungkin tak berujung. Naudzubillah. Saudara, kerabat, keluarga terdekat sedang mengalami cobaan dari-Nya. Tak apa, toh itu tanda sayang dari Allah SWT. Aku ingin berusaha ikhlas, berusaha kuat, berusaha positif. Aku berusaha sebisanya... Ketakutan.. Kekhawatiran.. Terus mengantui. Karena sudah banyak kabar kurang mengenakkan dari kerabat yg lain. Akupun mungkin kena dampak pandemi ini. Namun aku cukup memiliki beberapa suplemen sehingga ada kemungkinan untuk recovery. Meskipun belum pasti positif namun hanya gejala-gejala kecil. Bapak yang sampai sekarang, sudah 2 minggu ini belum pulih sepenuhnya juga masih terus berjuang dan semangat untuk sembuh. Bapak bisa sembuh ya! Bapak, Ibu, kakak dan adek serta keponakan tercinta serta keluarg kami semua semoga senantiasa dalam lindungan-Nya. Kuatkanlah kami ya Allah... Allah.. Allah.. Allah.

Bapak

Baru saja aku berfikir... Sedang galau-galaunya aku akhir-akhir ini belum mendapatkan pendamping hidup... Mungkin memang aku masih belum bisa lepas dari hangatnya rasa sayangmu... Mungkin memang waktu dan takdir berbicara bahwa belum saatnya Bapak digantikan oleh lelaki lainnya... Bapak... aku sayang Bapak

Bimbang

Aku rasa aku perlu mensetting pikiranku untuk jangan terlalu berharap. Akhir-akhir ini dia mulai mendesakku (lagi) untuk mengikuti kemauannya. Tapi memang baik untukku.  Namun, aku masih selalu kurang yakin untuk melakukannya. Dia tidak menyukai sifatku dan meragukanku untuk jadi pasangan (hidup) nya nanti. Disitulah aku mulai detik ini berfikir untuk tidak terlalu berharap bahwa dia itu adalah calonku kelak. Aku takut tidak bisa memenuhi keinginannya karena banyak sifatku yang tidak dia suka. Biarlah ini berjalan dan mengalir. Kalau akhirnya juga harus beda kota juga tak apa. Mungkin disana dia bisa menemukan jodoh yang sebenarnya :)