Hidup sejauh ini... Banyak cerita suka dan sedih yang mendalam. Banyak orang-orang yang kutemui. Orang baik, orang jahat, orang yang peduli, orang yang membenciku. Macam-macam orang dengan karakternya masing-masing sudah kutemui. Aku melihat kehidupan orang lain selalu ku memandangnya lebih baik dan lebih bahagia. Namun, aku yakin.. mereka belum tentu sekuat aku. Mereka belum tentu percaya diri seperti aku, jika mendapatkan masalah seperti yang aku miliki. Orang lain, bisa mudah bebas berekspresi. Aku tidak. Orang lain, bisa mudah mendapatkan pasangannya. Aku tidak. Orang lain, bisa bahagia dengan pasangannya. Aku tidak. Orang lain, bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan. Namun aku, sering diuji oleh Tuhan. Satu-satunya kekuatan untuk menjalani hidup adalah keimanan. Dan aku berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya. Sulit sekali aku menjalaninya. Dan kau tahu? Diluar aku bisa cerita dengan orangtua, teman-teman baik di sekitarku. Aku tidak punya siapa-siapa lagi. Y
Alhamdulillah... Minggu² ini diberikan kabar-kabar yang cukup menguras air mata.. Sudah 2 tahun ini pandemi tak kunjung berakhir. Kalau kata orang-orang, mungkin tak berujung. Naudzubillah. Saudara, kerabat, keluarga terdekat sedang mengalami cobaan dari-Nya. Tak apa, toh itu tanda sayang dari Allah SWT. Aku ingin berusaha ikhlas, berusaha kuat, berusaha positif. Aku berusaha sebisanya... Ketakutan.. Kekhawatiran.. Terus mengantui. Karena sudah banyak kabar kurang mengenakkan dari kerabat yg lain. Akupun mungkin kena dampak pandemi ini. Namun aku cukup memiliki beberapa suplemen sehingga ada kemungkinan untuk recovery. Meskipun belum pasti positif namun hanya gejala-gejala kecil. Bapak yang sampai sekarang, sudah 2 minggu ini belum pulih sepenuhnya juga masih terus berjuang dan semangat untuk sembuh. Bapak bisa sembuh ya! Bapak, Ibu, kakak dan adek serta keponakan tercinta serta keluarg kami semua semoga senantiasa dalam lindungan-Nya. Kuatkanlah kami ya Allah... Allah.. Allah.. Allah.
Sakit. Terluka. Tapi kenapa dia tidak merasakan penyesalan? Kenapa dia justru melontarkan kata maaf yang ku dengar tidak setulus itu lalu dia mengusirku pergi. Kenapa? Kenapa dia se 'risih' itu. Aku tahu, dia sedang berproses dengan yang baru. Tanpa memikirkan aku lagi sebersit pun. Kenapa? Dia semudah itu melupakanku. Kenapa dia menjadi orang yang sangat jahat sekali. Jogja malam hari, 18 Oktober 2022.
Comments
Post a Comment